Gubernur Jawa Barat Deklarasi Front Anti Narkoba Jabar

Bandung, Jawa Barat – Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan dan Wakil Gubernur, Deddy Mizwar, mendeklarasikan Jawa Barat bebas dari peredaran dan penyalahgunaan Narkoba melalui pembentukan front Anti Narkoba Jabar, di halaman Gedung Sate Bandung, Sabtu (18/02/2017).

Deklarasi tersebut juga dihadiri oleh Ketua TP PKK Jabar Netty Prasetiyani, Pangdam III Siliwangi, Kapolda Jabar, Badan Narkotika Nasional, FKPD Jabar dan Ormas-ormas Islam serta ribuan pelajar.

Gubernur yang akrab disapa Aher ini mengatakan, Jabar ingin menjadi bagian terdepan untuk menyelamatkan generasi muda dari bahaya Narkoba.

“Kami ingin menyelamatkan generasi muda dan NKRI dari Narkoba kedepan,” katanya.

Aher menjelaskan, langkah awal yang akan dilakukan oleh Front Anti Narkoba Jabar yang digagas oleh Pemprov Jabar dan Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) ini, akan bergerak pada lini masyarakat sipil dan pendidikan, dengan memanfaatkan Ormas islam sebagai anggotanya melalui pendekatan keagamaam oleh para Dai, Ulama dan Mubalig nya hingga ke pelosok desa.

“Kami minta kepada mereka untuk menyuarakan anti Narkoba dimanapun mereka berbicara sehingga masyarakat akan sadar betapa bahayanya Narkoba ini,” katanya.

Aher berharap, dengan langkah ini Jabar kedepan akan mampu menghilangkan angka peredaran dan penyalahgunaan Narkoba.

“Semoga lama-kelamaan di Jabar bisa hilang, masuknya juga akan dipersempit oleh TNI dan Polri kita sehingga suatu saat nanti kita betul-betul bebas dari Narkoba,” kata dia.

Penyalahgunaan Narkoba menurut dia, faktor utamanya disebabkan oleh adanya kerentanan keluarga, padahal keluarga bisa menjadi tameng masuknya Narkoba. Oleh karena itu pihaknya mengajak kepada seluruh masyarakat Jabar untuk menghadirkan ketahanan keluarga salah satunya dengan komunikasi yang aktif antar anggota keluarga.

“Memang betul kerentanan keluarga menjadi penyebab masuknya Narkoba,” ujarnya.

Sementara itu Ketua Front Anti Narkoba Jabar, Nazar Haris mengungkapkan, saat ini Indonesia sudah menjadi negara tujuan Narkoba terbesar di Asia Tenggara.

Menurut dia sebanyak enam juta orang di Indonesia sekarang sudah menjadi pengguna Narkoba. Uang yang dikeluarkan untuk mengkonsumsi Narkoba tersebut mencapai Rp70 triliun.

“Ini adalah ancaman terbesar,” katanya. (Ant)