Ciamis berikan beasiswa untuk 1.500 siswa agar semangat belajar

Ciamis – Pemerintah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, memberikan beasiswa sebesar Rp750 ribu untuk masing-masing 1.500 siswa tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebagai bentuk kepedulian pemerintah daerah agar mereka semangat belajar dan tidak putus sekolah.

“Beasiswa ini tidak besar, hanya sebagai motivasi atau ‘kadeudeuh’ dari Pemda untuk diberikan pada para siswa untuk tetap bisa melanjutkan sekolah, dan tidak sampai putus,” kata Bupati Ciamis Herdiat Sunarya saat menyerahkan beasiswa secara simbolis di Joglo Barat, Pendopo Ciamis, Kamis.

Ia menuturkan program Bantuan Siswa Miskin (BSM) tahun anggaran 2022 itu diberikan sebesar Rp750 ribu per siswa yang dapat digunakan untuk kebutuhan sekolah.

Beasiswa itu, kata dia, dapat menjadi motivasi siswa untuk tetap semangat melanjutkan sekolah, sehingga bisa meningkatkan angka rata-rata minat sekolah di Ciamis.

“Meskipun sedikit dan terbatas, semoga mampu memberikan motivasi agar makin giat,” katanya.

Ia mengatakan bantuan beasiswa untuk siswa kurang mampu akan selalu menjadi perhatian pemerintah daerah di tahun-tahun berikutnya.

Ia berharap besaran bantuan yang diberikan oleh pemerintah kepada siswa bisa lebih besar di tahun anggaran berikutnya, dan sasarannya lebih luas, tidak hanya tingkat SMP, melainkan semua jenjang pendidikan, termasuk santri. “Doakan saja mudah-mudahan ke depan APBDnya makin kuat dan stabil, sehingga beasiswa bisa lebih banyak lagi,” kata Herdiat.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis Asep Saepul Rahmat menambahkan pemberian beasiswa tersebut untuk meningkatkan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan bagi semua lapisan masyarakat di Ciamis.

Selain itu, sebagai upaya penanggulangan kemiskinan, dan mencegah siswa putus sekolah pada tingkat SMP karena masalah keluarganya yang kurang mampu secara ekonomi.

“Adapun tujuannya adalah untuk meratakan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu, serta relevansi dan efisiensi tata kelola pendidikan, mengurangi hambatan peserta didik dari keluarga kurang mampu dalam mengakses layanan pendidikan,” katanya. (Ant)