Jakarta – Istri almarhum Munir Said Thalib, Suciwati mempertanyakan revolusi mental yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut Suci, revolusi mental hanya omong kosong karena negara masih mempermainkan hukum.
“Kalau Jokowi ngomong revolusi mental, benar enggak sih revolusi mental itu terjadi? Buat saya itu tanda tanya besar,” ujar Suci dalam diskusi bertajuk Munir, Demokrasi, dan Perlindungan Pembela HAM di Universitas Atma Jaya, Jakarta, Selasa (5/9/2017).
Menurut Suciwati, sampai saat ini masih banyak kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di masyarakat. Sedangkan penyelesaian kasus-kasus HAM terdahulu juga makin tidak jelas arahnya, termasuk kasus kematian suaminya? Hingga kini, rekomendasi tim pencari fakta (TPF) kasus kematian Munir yang tuntas pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) belum juga dilaksanakan. Bahkan, dokumen aslinya pun tak diketahui keberadaannya.
“Presiden Jokowi pada Oktober 2016 lalu memerintahkan Jaksa Agung M Prasetyo untuk mencarinya. Namun, hingga sekarang tidak ada tindak lanjut? Apakah jaksa agungnya bekerja? Artinya apa jaksa agung nggak nurut dong sama presidennya,” sindir Suci.
Menurutnya, seharusnya Kejaksaan Agung memiliki salinan dokumen TPF Munir karena sudah pernah dibawa ke pengadilan. Karena itu Suciwati menganggap ketegasan yang diperlihatkan Jokowi untuk mengungkap kasus Munir justru kontradiktif.
“Seorang presiden, nomor satu, bicaranya tidak didengar Jaksa Agung,” sindir Suci lagi.
Suciwati lantas bercerita ketika dirinya dihubungi Jokowi pada saat kampanye Pilpres 2014 lalu. Saat itu, Suciwati mempertanyakan alasan Jokowi kerap satu panggung dengan mantan Kepala BIN AM Hendropriyono yang diduga terlibat dalam pembunuhan Munir.
Namun, Jokowi seperti tidak peduli dengan status Hendropriyono itu. Bahkan, Jokowi sempat ingin mengangkat Hendropriyono menjadi tim penasihatnya.
“Kampanye penegakkan HAM dan hukum buat saya itu omong kosong, omong kosong. Banyak hal hari ini dibangun tapi kosong. Kalau ada lagu dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau, tapi gak ada manusianya, hanya pulau-pulau saja,” tegas Suci. (Net/A1)