Dinas Pertanian Garut asesmen kerugian pertanian akibat bencana

Garut – Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Garut, Jawa Barat melakukan asesmen terkait jumlah kerugian materi akibat areal pertanian yang dilanda bencana banjir di Kecamatan Limbangan, agar dapat diupayakan merealisasikan bantuan benih guna masyarakat bisa kembali bertani.

“Kami insya Allah dari Dinas Pertanian mencoba mendorong untuk bantuan benih, supaya bisa berkesinambungan,” kata Kepala Sub Koordinator Penanggulangan Bencana Pertanian pada Dispertan Kabupaten Garut Dudung Sumirat saat meninjau wilayah pertanian yang terdampak bencana banjir di Kampung Lebakjaya, Desa Ciwangi, Kecamatan Limbangan, Garut, Kamis.

Ia menuturkan jajarannya mendapatkan informasi adanya areal pertanian tanaman padi yang rusak akibat diterjang banjir bandang luapan sungai sepekan lalu.

Dispertan Garut, kata dia, melakukan asesmen di lapangan untuk mengetahui secara pasti tingkat kerusakan, termasuk kerugian dan lahan pertanian apa saja yang terdampak banjir.

“Upaya-upaya kami barangkali ini terhadap kejadian bencana alam yang terjadi, kami lagi mengidentifikasi kerusakan-kerusakan ini, dan bagi lahan yang masih bisa, diupayakan untuk ditanam kembali,” katanya.

Ia menyampaikan upaya cepat penanganan areal pertanian yang terdampak banjir itu, salah satunya dengan pemberian benih karena saat ini benih tersedia di Dinas Pertanian Garut.

“Lebih cepat itu pergantian benih, kami benih sudah tersedia, tinggal kami data kerusakan dari petani,” katanya.

Ia mengatakan informasi sementara di Kampung Lebakjaya, Desa Ciwangi yang terdampak areal lahan sawah seluas 5 hektare, di daerah lain masih menunggu laporan terkait luas dan tingkat kerusakannya.

Selain lahan pertanian, kata dia, ada juga saluran irigasi yang rusak akibat bencana banjir luapan sungai, sehingga perlu upaya perbaikan agar lahan pertanian masyarakat tetap bisa teraliri air.

“Kaitan dengan masalah irigasi, coba diidentifikasi berapa kerusakannya, dan dampak manfaat untuk masyarakat sekitarnya,” katanya.

Ia menambahkan areal sawah yang terdampak bencana banjir itu tentunya akan mengurangi produktivitas pangan komoditas beras, namun berdasarkan perhitungan dipastikan kebutuhan beras untuk masyarakat tetap aman.

“Dibandingkan dengan luas tanam yang sekarang sebenarnya masih aman-aman saja, kalau melihat kebutuhan, tapi kita bukan ke sana, tapi kita kepeduliannya,” katanya. (Ant)